Beli Tanah Berjamaah

Ini bukan soal wakaf. Ini tentang bagaimana mencari untung duniawi sebanyak-banyaknya dengan modal seadanya. Awal bekerja di sektor formal, saya memberanikan diri membeli sebidang tanah di Sedayu. 



Dengan luas sekitar 140 meter. Harga saat itu sekitar 70 juta. Uangnya dari mana? Saya pinjam uang di Bank. Berbunga? Jelas. Karena tidak mungkin meminta uang sebanyak itu kepada orang tua, yang sangat sederhana. Mau pinjam para pejuang anti riba? Rasanya mustahil mereka akan meminjamkan uangnya.


Singkat cerita tanah tersebut terbeli. Awalnya ingin saya bangun untuk kos atau kontrakan, karena tidak jauh dari Jalan Wates dan masuk kawasan industri di Bantul. Tetapi karena ada tawaran lain yang cukup bagus, jadilah tanah tersebut saya jual kembali dengan harga 123 juta. Atau selisih sekitar 53 juta. Lalu saya gunakan untuk membeli lokasi lain, lebih luas dan pinggir jalan aspal cukup strategis, yang sekarang saya dirikan di atasnya warung makan Dapur Sawah 

----

Apa yang saya lakukan tentu tidak semua orang mau melakukannya. Harus mengangsur setiap bulan dengan gaji yang terpotong. Dan ada pula yang mengatakan itu sebagai riba. 


Petualangan di dunia property, sederhananya jual beli tanah dan rumah tidak hanya sampai di situ. Meskipun kadang hanya mengandalkan mood saja. Tetapi terus belajar dan mengembangkan jaringan. 


Hingga suatu ketika berkesempatan belajar di Pesantren Property Indonesia (PPI), di Kulon Progo. Ada satu ajaran yang cukup bermakna : Tanah Untuk Anak Negri (TUAN). Setiap orang berhak untuk memiliki property. 


Pak Bambang, sebagai pendiri dan mentor di PPI menceritakan. Ada yang pernah membeli property dengan harga murah karena memang lokasinya sepi. Ia lantas memberikan sebagian property itu kepada orang lain, dengan catatan wajib dibangun rumah tinggal di atasnya. Selang beberapa waktu lokasi itu menjadi 'hidup' dan harga tanah merangsek naik.


Tetapi yang paling berkesan dari ajaran di PPI adalah kebersamaan. Membeli properti secara bersama-sama. JIika ada lahan 1000 meter, dengan harga yang dianggap murah sekalipun, katakan Rp200 ribu per meter. Maka akan menjadi mahal karena ada faktor kali luas. 1000 x 200.000 = 200 juta!


Berbeda ketika tanah tersebut dibeli bersama-sama. Mengajak 10 orang atau 20 orang. Maka setiap orang hanya akan mengeluarkan uang sekitar Rp10 juta dan mendapatkan tanah seluas 50 meter.


Dengan tanah seluas itu sudah cukup untuk membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal!


----

Apa yang saya pelajari di PPI itu kami terapkan dan sudah terbukti menguntungkan. Satu di antara contohnya, ketika kami membeli tanah seluas 1000 meter di Lendah Kulon Progo. Dengan harga yang cukup terjangkau. Beruntung tanah tersebut terdiri dari dua sertifikat, sehingga ketika kami pecah, menjadi 5 bagian prosesnya cepat dengan biaya terjangkau karena tidak melebih 4 bidang untuk pemecahan satu sertifikat.


Dari mana uang untuk membeli? Kami beli patungan melalui Lembaga Wakaf dan Pengembangan Property (LPWP) PCM Minggir. Karena kami sadar sebagai orang Minggir dengan dana terbatas, maka kami patungan. Ada yang mulai jutaan hingga puluhan atau ratusan juta. Sesuai kemampuan.


Setelah dipecah, tanah tersebut kami jual kembali. Dengan luas sekitar 200 meter. Harga yang disepakati minimal 60/65 juta per bidang. Seluruh anggota LPWP boleh membeli kembali atau ikut menjualkan dengan fee sesuai yang berlaku selama ini. Alhamdulillah, dari lima bidang tanah tersebut dapat saya jualkan semuanya. Bahkan satu di antaranya bisa saya jual dengan harga yang cukup tinggi, sehingga dapat selisih lumayan.


Tidak hanya sampai di sini, LPWP PCM Minggir juga membeli property-property lain yang kemudian dijual. Ada yang dijual dalam bentuk kavling, ada pula yang dibangun rumah atau perumahan. Satu di antarana adalam Kauman Village yang berlokasi di Sedayu Bantul. Saat ini ada beberapa unit yang siap bangun. [bagi yang minat atau ingin cek lokasi bisa inbox]


Keuntungannya selain dibagikan ke anggota juga dibayarkan zakatnya melalui LazisMu PCM Minggir. Sehingga bisa saling bersinergi. 


Ini hanya sebagian kecil bukti bahwa sebenarnya kita bisa lebih berdaya jika bersama-sama. Memang terkadang berdagang tidak selalu untung. Tetapi sebagai sebuah ikhtiar, tentu tetap akan ada manfaatnya.


Tidak ada yang berat dan mustahil jika kita lakukan secara berjamaah. 


Tidak ada komentar untuk "Beli Tanah Berjamaah"