Kemarau yang Tersapu Hujan Semalam

Meskipun tidak berpendidikan tinggi. Bapak, saya kira termasuk orang yang memiliki prinsip dalam hidup. Dalam pilihan politik tidak mudah untuk dipengaruhi dengan imbalan materi. Pernah suatu ketika, dari pertemuan kelompok, beliau bercerita ada calon legislatif (Caleg) yang membagikan bibit tanaman jahe dan menyumbang dana untuk kas kelompok, kalau tidak keliru Rp500 ribu. Tetapi beliau tidak lantas terpengaruh.




Sebagai buruh tani, bertahun-tahun tidak pernah menerima aneka bantuan. Beliau tidak pernah protes. Katanya, “Jika masih bisa obah, untuk apa ‘nadah’ mengharapkan bantuan dari pihak lain.” Tidak heran jika ketika kami memintanya untuk berhenti atau mengurangi pekerjaan sebagai buruh tani yang luas garapannya lumayan, beliau tidak mau.


Referensi politik Bapak banyak dipengaruhi siaran televisi. Sebab memang senang menonton berita. Terkadang juga berdiskusi tentang capres-cawapres dan partai politik. Tidak segan beliau menolak uang sogokan dari caleg tertentu. Baginya pilihan politik tidak bisa dibeli. Ini pula yang kemudian menjadikan orang segan ketika akan memberikan uang bitingan kepada Bapak. Beliau memang berpendidikan rendah dan sebagai buruh tani, namun tidak mudah terbeli.


----

Maka sangat ironi, ketika suara rakyat sekarang sangat mudah diperdagangkan. Pernah mendengar cerita bagaimana sebuah partai membangun basis pendukung selama bertahun-tahun. Memberikan mereka pendampingan dalam usaha, membersamai dalam berbagai acara, serta dukungan berupa bangunan fasilitas umum. Sehingga memberikan perubahan secara pikir dan fisik. Nyatanya bisa hancur dalam semalam karena serangan uang tunai yang jika dinalar tidak seberapa.


Ibarat musim kemarau sepanjang tahun, tidak berbekas terkena hujan dalam semalam. Masyarakat lupa dengan apa yang selama ini mereka terima, ketika ada tawaran uang di depan mata. Seolah-olah rupiah itu menjadi pelepas dahaga yang mendatangkan kebahagiaan, setelah sekian lama kemarau.


Tidak mudah memang membangun kesadaran politik, seperti saran para akademisi dan pengamat. Sebab politik uang yang jelas-jelas ada, tidak bisa dicegah atau diberikan hukuman. Bahkan telah menjadi rahasia umum yang dianggap maklum.


Mungkin, para pemburu kuasa itu lupa. Bahwa dalam kuasa ada kewajiban tidak ringan. Seperti Nasihat Rasulullah kepada Abu Dzarr. “Wahai Abu Dzarr, sesungguhnya engkau adalah orang yang lemah. Dan kekuasaan itu adalah amanah, dan kekuasaan tersebut pada hari kiamat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mendapatkan kekuasaan tersebut dengan haknya dan melaksanakan kewajibannya pada kekuasaannya itu.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar untuk "Kemarau yang Tersapu Hujan Semalam"