Berdusta Tanpa Berkata-kata

Dulu dikenal adagium: Kebohongan yang diulang-ulang seolah akan menjadi kebenaran. Kini adagium itu tampaknya perlu dikoreksi. Sebab sekarang kebohongan digunakan untuk mengaburkan kebenaran.




Kebohongan yang diulang-ulang membuat kebenaran seolah kebohongan.

Dan itulah tujuan utama dari hoaks yang marak beberapa tahun terakhir. Berita palsu sengaja dibuat dan disebarkan agar masyarakat menjadi bingung mana kabar yang benar. Ketika sampai tahap inilah, orang menjadi tidak lagi peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Uniknya, tidak sedikit dari kita yang menjadi agen dari hoaks itu. Entah karena rasa gumunan, atau perasaan ingin menjadi yang terdepan dalam memperoleh informasi. Hingga tanpa seleksi membagikan ulang pesan-pesan yang belum tentu kebenarannya.

---

Senang sekali, semalam bisa membersamai PCM Minggir dalam kegiatan Literasi Digital Bijak dalam Bermedia Sosial. Kegiatan yang digelar Majelis Pustaka dan Informasi (MPI). Kegiatan ini sebagai respon masih banyaknya orang, bahkan dari kalangan terdidik yang dengan mudah menyebarkan kabar bohong (hoaks).

Dalam kesempatan tersebut saya menyampaikan, jika ingin menyebarkan informasi, setidaknya melalui tiga pertanyaan: Apakah benar? Apakah bermanfaat? Apakah masih up to date?

Jika tidak memenuhi syarat ketiganya, maka sebaiknya cukup simpan saja di perangkat masing-masing atau hapus.

Pada kesempatan tersebut, dalam sambutannya Ketua PCM Minggir, H. Ngadimin, M.Pd. berharap pimpinan Muhammadiyah lebih melek tentang digital. "Kita tidak buta dengan kemajuan digital, bersosial melalui media, bersilaturahmi, meskipun media yang tidak bisa dilihat secara kasat mata, jika tidak beradaptasi akan tertinggal," ungkapnya.

Bagi yang ingin menggelar kegiatan serupa bisa kontak kami melalui website www.ekotriyanto.com

Tidak ada komentar untuk " Berdusta Tanpa Berkata-kata"