Sayur, Buah dan Hati Mulia

Kemarin istri cerita, dapat buah pisang gratis dari ibu penjual buah di pasar. Mulanya beli jambu air. Bonusnya pisang. Hal serupa saya alami beberapa waktu lalu. Saat membeli melon untuk membuat jus. Karena buah melon kurang bagus, saya ganti pilih sirsak dan apel. Ternyata sama ibu tersebut buah melon yang tadinya mau saya beli justru diberikan. Gratis.

sedekah sayur



Membeli buah dan sayur di pasar atau di pedagang pinggir jalan mungkin bukan menjadi pilihan utama ibu-ibu milenial. Lebih asyik belanja di supermarket, selain bersih, fresh, juga 'instagramable' jika sewaktu-waktu ingin cekrik-cekrik.

---
Saya sendiri memang terbiasa memilih belanja di warung pinggir jalan atau di pasar tradisional. Pun demikian istri saya sarankan. Terkadang ketika membeli makanan atau cemilan, saya tergoda untuk membeli sayuran yang sebetulnya di luar rencana.

Sebabnya seringkali melihat tumpukan sayuran atau buah yang dibiarkan layu karena tidak laku. Eman-eman. Hanya bagi yang tahu saya bahwa untuk mencapai masa panen sayur dan buah, seorang petani harus menunggu hingga hitungan bulan.

Di sisi lain, ada orang yang membutuhkan sayur dan buah tersebut. Sementara di sisi lainnya, ada sayur dan buah yang terbuang percuma. Kita berada pada posisi strategis, bisa mengambil peluang emas tersebut untuk meraih setidaknya empat kebaikan.

Pertama, menyelamatkan sayur dan buah dari kemubaziran.
Kedua, memberi keuntungan bagi pedagang.
Ketiga, sedekah kepada yang membutuhkan.
Keempat, memberi makna bagi petani yang menanam.

Caranya cukup mudah, beli sayur atau buah tersebut dan sedekahkan kepada orang yang membutuhkan.

Bersiaplah, setidaknya mendapatkan empat kebaikan.

Barat || 31 Maret 2021

Tidak ada komentar untuk " Sayur, Buah dan Hati Mulia "