Menilik Nilai Pendidikan dalam MOS
[catatan]
– Saya teringat ketika masuk kuliah, meski beberapa hari bolos MOS tetap dapat
sertifikat. Belum lagi tiap pagi telat, dan dapat teguran dari panitia, dengan
santainya saya jawab, rumahnya jauh. Pada salah satu sesi, panitia tampak
tegang dan saling beradu argumen. Saya tak tahu ini hanya drama atau nyata,
yang jelas saya langsung naik ke atas mimbar. Di depan ribuan mahasiswa baru,
saya sampaikan sedikit kata sambutan, dan tentu saja : ajakan agar MOS
dibubarkan! He he saya tak tahu bagaimana raut wajah panitia, karena saya
sendiri juga bingung.
wwww.ekotriyanto.com |
Pendidikan
kita memang masih jauh panggang dari api. Berganti-gantinya kurikulum dan
kebijakan tak banyak mengubah kondisi pendidikan negeri ini. Secara pribadi,
dengan sistem pendidikan seperti sekarang ini, saya memprediksi negeri ini akan
kian terpuruk. Dengan sistem kongkalikong yang kental mewarnai dalam berbagai
aspeknya. Meski kita tak bisa memungkiri, ada pula bagian dalam sistem yang
melahirkan harapan baru. Meski minim.
Cerita
tentang Masa Orientasi Siswa (MOS) tak henti menorehkan cerita kelam. Mulai
hilangnya nyawa, berbagai bentuk kekerasan dan pelecehan. Belum lagi, beberapa
sekolah dengan sengaja membuat repot para siswa dengan aturan-aturan MOS yang
tak masuk akal dan tak mendidik. Para senior yang sok pintar, dan jagoan
berpadu dengan kecuekan para pengampu pendidikan. Merasa tidak punya
tanggungjawab atas keteledoran panitia MOS.
Tadi
baru saja istri bercerita, tentang seorang ibu yang ia bonceng. Dalam perbincangan,
si ibu bercerita bagaiman susahnya memenuhi aturan MOS yang harus di bawa
anaknya setiap hari. Mulai dari lauk makanan yang aneh, hingga peralatan tulis
menulis yang harus dianeh-anehkan. Entah apa nilai pendidikan di dalamnya, yang
jelas para panitia mungkin lupa, bukan hanya siswa yang mereka buat susah tapi
juga orang tua mereka. Itu kalau yang masih punya orang tua dan mampu, bagi
yang tidak?
Saya
teringat, ketika adik saya masuk SMA, harus membawa peralatan yang aneh-aneh. Urusan
air minum pun harus merek tertentu. Dari pada bingung, saya usulkan untuk
membuat tulisan sesuai merek dan diempel di gelas minuman. Toh, gak jadi
masalah meski ketahuan panitia. Pendidikan kita memang aneh, nilai-nilai yang
penting justru diabaikan, diganti dengan remeh-temeh tak bernilai.
Tidak ada komentar untuk "Menilik Nilai Pendidikan dalam MOS"
Posting Komentar