Surat Terbuka Dokter Norwegia di Rumah Sakit Asy-Syifa Gaza : Kepada Obama dan Dunia
Teman-temaku tersayang,
Kondisi
kemarin malam sangatlah mengerikan. Invasi darat di Gaza mengakibatkan banyak
warga Palestina terluka, terkoyak, tumpah darah di mana-mana. Mereka menggigil,
mati, semua warga Palestina berapapun usianya, semua warga sipil, semua wrga
tak berdosa.
www.republika.co.id |
Para
pahlawan yang ada di mobil ambulans dan di semua rumah sakit Gaza bekerja keras
selama 12 jam hingga 24 jam. Mereka pucat karena kelelahan dengan beban kerja
yang tak manusiawi (semua yang bekerja di RS Asy-Syifa tak dibayar selama empat
bulan). Namun mereka peduli, secara darurat mencoba memahami hal yang tak dapat
dimengerti dalam bongkahan tubuh yang ditemukan potongan jasad berbagai ukuran.
Terombang-ambing rasa. Berjalan, tak berjalan, bernapas, tak bernapas. Darah di
mana-mana, darah manusia. MANUSIA!
Sekarang,
sekali lagi, mereka diperlakukan seperti hewan oleh militer yang paling
bermoral di dunia. Rasa hormat saya bagi warga yang terluka tak berakhir. Di
tengah rasa sakit yang mereka rasakan, terdapat kebulatan tekad penderitaan dan
terguncang. Kekaguman saya untuk para staf dan para sukarelawan yang mengabdi
tak mengenal kata akhir. Kedekatan saya kepada warga Palestina memberikanku
kekuatan. Meskipun sekilas saya ingin berteriak, memeluk erat seseorang
menangis, merasakan bau rambut dan kulit anak-anak yang hangat, yang kini
dipenuhi dengan darah, melindungi diri sendiri dalam pelukan tak berujung,
tetapi kami tidak mampu, begitu juga mereka.
Wajah
yang berdebu – Oh, JANGAN! Jangan ada lagi puluhan warga yang berdarah. Kami masih
memiliki danau darah di lantai di ruang darurat, tumpukan yang menetes, perban
yang berlumuran darah yang digunakan untuk membersihkan. Oh, pembersih di
mana-mana, dengan cepat membersihkan darah dan membuang tisu, rambut, pakaian,
Kanula – sisa-sisa dari pasien yang meninggal – semuanya diambil untuk
dipersiapkan lagi, untuk diulngi lagi. Lebih dari 100 kasus menghampiri (RS)
Asy-Syifa dalam 24 jam terakhir. Cukup bagi rumah sakit yang dilatih dengan
baik dengan segalanya, tapi di sini – hampir tak ada artinya: tak ada listrik,
air, barang sekali pakai, obat-obatan, meja-ruang operasi, perlengkapan,
monitor, semuanya berkarat dan seolah-olah baru kemarin diambil dari museum
rumah sakit. Tetapi, mereka tidak mengeluh. Inilah para pahlawan. Mereka bekerja,
seperti prajurit, sangat besar dan tegas.
Dan
karena saya menulis surat ini untuk Anda, sendiri, di kamar saya, air mata saya
mengalir, hangat tapi tangisan pilu dan duka cita, kemarahan, dan ketakutan
yang tak ada gunanya. Oh, ini tak terjadi!
Dan
sekarang, baru saja, orkestra perang israel baru saja memulai mendengarkan
simfoninya yang mengerikan, baru saja: tembakan serentak dari artileri kapal
angkatan laut baru saja menghantam pantai, suara pesawat F16 menggelegar,
pesawat-pesawat tak berawak yang memuakkan, dan Apache yang mengacaukan. Kebanyakan
mereka dibuat dan dibiayai oleh Amerika.
Saudara Obama, apakah Anda punya nurani?
Saya
mengundang Anda, tinggal semalam –hanya semalam, bersama kami di Asy-Syifa. Mungkin
dengan menyamar sebagai petugas kebersihan. Saya yakin 100 persen ini akan
mengubah sejarah.
Tak
satu pun orang yang memiliki nurani dan kekuatan dapat meninggalkan malam di
Asy-Syifa tanpa bertekad untuk mengakhiri pembantaian rakyat Palestina. Tetapi,
orang yang memiliki hati dan tak memiliki rasa kasihan telah melakukan
perhitungan dan merencanakan serangan di pinggiran lainnya di Gaza.
Sungai
darah ini akan terus mengalir sepanjang malam. Saya dapat mendengar peralatan
kematian mereka telah dinyalakan.
Tolong.
Lakukan apa yang dapat Anda lakukan. Hal ini, HAL INI tidak dapat terus-menerus
terjadi
Mads Gilbert MD Ph.D.
Profesor
dan Kepala Klinik Layanan Darurat dan Obat-obatan Univesitas Hospital Norwegia
Utara
Dipublikasikan oleh Midle East Monitor
(MEMO), terjemahan saya ketik ulang dari harian Republika, edisi hari ini
Selasa 22 Juli 2014. Maaf jika baru ini yang bisa saya lakukan. [esp]
Tidak ada komentar untuk "Surat Terbuka Dokter Norwegia di Rumah Sakit Asy-Syifa Gaza : Kepada Obama dan Dunia"
Posting Komentar