Jalan Terang, Petani Pejuang

Saya masih ingat betul. Di pertigaan Ringroad Gamping, arah UMY. Ada baliho besar. Iklan starup pertanian, TaniHub

Saya jadi teringat Mas Tunov Mondroatmojo. Pemuda dari Magelang yang punya pemikiran gemilang. Mengkoordinir para petani Cabe, agar memiliki posisi tawar terhadap para tengkulak. 

Ada kesepakatan antara petani, untuk tidak menjual langsung ke pedagang kecuali melalui koperasi atau kelompok tani. Jika harga murah, mereka sewa truk dan mengirimkan langsung cabe ke Jakarta.




Apa yang coba dilakukan TaniHub tentu akan berdampak lebih luas. Karena beragam komoditas. Ditunjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Akan semakin wah, pikir saya.

Mengusung misi ‘Menjembatani petani dengan pasar, dan menciptakan harga yang wajar bagi petani maupun konsumen’. 


TaniHub ingin membangun ekosistem pertanian dari hulu ke hilir. Dari akses permodalan hingga pemasaran. Sebuah misi yang mulia. 


Tapi apa mau dikata, beberapa hari lalu mendapatkan informasi kalau startup ini terancam bangkrut. Padahal valuasinya lebih dari 3 Triliun rupiah!

 

---

Kabar kedua datang dari Program Petani Milenial Jawa Barat. Viral pengakuan peserta program Petani Milenial yang terjerat pinjaman bank. Awalnya mereka mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Bank. Besarnya 50 juta rupiah. 

Uang dikelola pihak ketiga yang akan mensuplai bibit dan membantu pemasaran. Setelah panen beberapa kali, dan program selesai, menurut hitungan peserta hutang mereka sudah lunas. 

Tetapi apa daya, peserta justru dikagetkan dengan jumlah pinjaman yang melonjak menjadi 75 juta rupiah. Gubernur Ridwan Kamil, mengungkapkan akan menyelesaikan persoalan ini.

 

---

Jumat kemarin, kami bertemu dan berdiskusi langsung dengan pelaku ritel yang gerainya sudah ratusan tersebar di Indonesia. Ia mengaku kesulitan mendapatkan beras dari petani. Akibat sistem lahan sawah yang disewa para pemodal. Hasil panen mereka kemudian dipanen dan diperoses menjadi beras dalam kemasan. Dijual di swalayan dan minimarket.

 

Tidak hanya padi, lahan jagung pun tidak jauh beda. Disewa para pemodal. Padahal jagung menjadi bahan pakan ternak terutama itik atau bebek. Akhirnya peternak bebek tergantung dengan pakan pabrikan. Banyak peternak yang gulung tikar.

 

---

Lantas masih pantaskah kita menyebut diri negeri agraris? Jika nasib petani semakin miris. Meskipun seringkali di Youtube beragam berita sukses para petani. Nyatanya tidak semuanya benar-benar sukses. Bagus di dunia maya, tapi tak berdaya di dunia nyata.

 

Barat || 5 Februari 2023

Tidak ada komentar untuk "Jalan Terang, Petani Pejuang"