Merasakan Benar, Syukur dan Sabar

Pulang dari kerja sebagai karyawan pabrik di Bekasi ada opsi untuk berseragam coklat. Nyaris semua syarat sudah siap. Nilai akademik, kondisi fisik dan dukungan finansial. 



Tinggal ‘klik’ saja sudah jalan. Tetapi opsi ini tidak menjadi prioritas. Jadilah saya pilih berkuliah dengan konsekuensi nyambi kerja untuk meringankan beban orang tua.


Inilah untuk pertama kali saya berhadapan langsung dengan dunia perdagangan secara luas. Jualan kerupuk dari kios ke kios. Wilayah operasi saya saat itu sampai dengan Pajangan Bantul, Sedayu, Godean, Seyegan, dan Gamping. 


Karena harus berbagi waktu dengan kuliah, maka sengaja mengambil jadwal mata kuliah yang dipadatkan, meski terkadang harus berbeda kelas. Dalam sepekan, dua hari keliling jualan. Terkadang jika masih memungkinkan, satu hari bisa dua kali jalan. Pagi dan sore.


Masa itulah saya merasakan benar bagaimana bersabar dan seperti apa bersyukur. Versi saya. Ada harapan yang sangat ketika shalat. Begitupun sepanjang perjalanan, adalah momen untuk belajar bertawakal. Ketika dagangan laku, bahkan sampai habis. Hadir rasa syukur yang tak terukur. Di sini saya berjumpa makna rizki tak disangka-sangka, dalam skala sederhana.

Membaca buku Juragan Dilarang Baperan tulisan Kang Fani dan Mbak Kitik saya merasa kembali menemukan frekuensi yang dulu pernah saya jalani. Buku dengan tebal lebihd ari 200 halaman ini bukan sebuah buku panduan untuk sukses bisnis, atau berisi tips dan trik menjadi pengusaha kaya. Melainkan sebuah sentuhan humanis bagaimana seharusnya seorang juragan atau calon juragan beradaptasi dengan keadaan.


Tetapi sebagai manusia yang diciptakan Allah, tidak sekadar untuk bersandiwara. Pertanyaan bagaimana belumlah cukup. Harus ada jawaban atas pertanyaan lain: Kemana?

 

Inilah sesungguhnya tujuan akhir dari apapun yang kita lakukan, termasuk dalam membangun usaha. Kang Fani dan Mbak Kitik menyadari tentang ini. Maka di bagian akhir buku ada cerita membangun kedekatan dengan Yang Maha Kaya. 


Langkah yang telah mereka ambil tidak saja cerdik, tetapi selaras dengan ajaran Rasulullah SAW. Bagi yang penasaran dengan cerita Kang Fani dan Mbak Kitik membangun bisnis Rental Kamera dan kini juga Rental Laptop dengan asset miliaran silakan bisa baca buku Juragan Dilarang Baperan.


Barat, 5 Novermber 2021

Tidak ada komentar untuk "Merasakan Benar, Syukur dan Sabar"