Sosial Distancing Ala Pemuda Kahfi
Mereka bisa saja memilih
tunduk kepada penguasa yang zalim dengan menggadaikan iman. Tetapi itu bukan
pilihan bagi tujuh pemuda saleh yang berusaha sekuat jiwa mempertahankan
keimanannya. Mereka memilih lari dan bersembunyi di dalam gua. 309 tahun
lamanya mereka ‘tertidur’ di dalam gua ditemani seekor anjing yang menjaga.
www.pixabay.com |
Ketika mereka terbangun,
zaman telah berubah. Penguasa yang zalim telah berganti. Sehingga mereka kaget
saat membelanjakan uang yang mereka
punya ternyata sudah ketinggalan zaman.
Kisah Pemuda Kahfi tersebut
bisa jadi merupakan potret social distancing dalam bentuk yang lain. Jika kini
sebagian masyarakat dunia dianjurkan melakukan social distancing untuk memutus
rantai penyebaran Virus Corona, maka para Pemuda Kahfi tersebut melakukannya
untuk menyelamatkan iman, agar tidak tercampur dengan kazaliman.
Jika sekarang masa social
distancing adalah 14 hari, sebagaimana dipercaya sebagai lamanya masa inkubasi
Virus Corona. Maka para Pemuda Kahfi melakukannya selaman 309 tahun! Mereka
menghindar agar tidak terkena pengaruh buruk penguasa pada zamannya.
Surat yang menceritakan
kisah ini pun dinamakan sebagai Surat Al Kahfi (Gua). Penamaan surat dalam Al
Quran biasanya diambil dari peristiwa penting yang ada dalam surat tersebut.
Terdapat sejumlah petunjuk
unik yang disebutkan dalam Surat Al Kahfi, “Dan
demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah
kamu berada (di sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini)
sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu
lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan
hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih murni (azkaa tho’aaman), maka hendaklah
dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan
janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.” (QS 18:19)
Pertama, kejadian yang
menimpat para Pemuda Kahfi ini di masa sekarang oleh para ilmuwan disebut
hibernasi, ketidakaktifan dan penurunan metabolisme tubuh. Sehingga mampu tetap
bertahan dalam kondisi ekstrem.
Kedua, para Pemuda Kahfi ini
menggunakan uang perak. Uang yang terbuat dari perak, sehingga nilai
intrinsiknya tetap berlaku. Berbeda halnya jika uang yang mereka gunakan adalah
uang kertas seperti sekarang ini.
Ketiga, soal pilihan makanan
mereka, makanan yang lebih murni (azkaa tho’aaman), mereka sangat menjaga
asupan makanan yang dikonsumsi. Ini mengingatkan kita, ketika wabah Corona
melanda, banyak yang kemudian berusaha kembali mengkonsumsi kurma, madu,
habatussauda, dan rempah-rempah.
Ini sekaligus mengingatkan
kita, bahwa makanan yang tidak baik, bisa menimbulkan akibat tidak baik.
Semisal awal munculnya Virus Corona di China, yang disebut berasal dari
kebiasaan mengkonsumsi hewan-hewan yang tidak lazim.
Sosial Distancing ala Pemuda
Kahfi, semestinya selalu menjadi pelajaran bagi kaum muslim. Sebab Surat ini
disunnahkan untuk dibaca setiap malam Jumat dan Hari Jumat,
“Barangsiapa yang membaca
surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan
Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana
dalam Shohihul Jami’ Nomor. 6471)
“Barangsiapa yang membaca
surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua
Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ Nomor. 6470)
Dalam hadits lain
disebutkan, “Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al Kahfi, maka
dia akan terpelihara dari kejahatan dajjal” (HR Muslim).
Itulah keistimewaan Surat Al
Kahfi, yang sudah seharusnya menjadi bacaan muslim pada setiap malam jumat
maupun hari jumat.
_ET_
Penikmat Sejarah, Penjaga
akun twitter @ekosangpencerah
Barat | 27 Maret 2020
*) Tentang jumlah tujuh orang
Pemuda Kahfi ini di kemudian hari akan menimbulkan perdebatan, tetapi Allah sudah
memberikan jawaban bagi mereka yang berselisih. “Nanti (ada orang yang akan)
mengatakan, ‘(jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya,
dan (yang lain) mengatakan, ‘(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam
adalah anjing nya’, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain
lagi) mengatakan, ‘(jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah
anjingnya.’ Katakanlah, ‘Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada
orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.’ Karena itu, janganlah
kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja
dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun
di antara mereka,” (Al Kahfi ayat 22)
Tidak ada komentar untuk "Sosial Distancing Ala Pemuda Kahfi"
Posting Komentar