Kuliah Sore Pak Parman

Sebetulnya hari menjelang senja. Hanya saja sebuah WA datang menerangkan soal kebun yang lama tak terawat, bahkan jarang saya lihat. Adalah kebun yang saya beli dengan menyisihkan sebagian gaji saat awal-awal kerja. Sekira lima tahun lalu.

Di antara isi WA itu mengabarkan kebun sudah ditalut, legalitas juga telah tuntas. Artinya bisa lanjut IMB dan membuat bangunan baru. Semoga bisa lekas terlaksana.



Lokasinya memang di daerah cukup berkembang, tidak ada satu kilometer dari Jalan Wates, juga dekat dengan fasilitas umum. Bahkan di sampingnya adalah lapangan lengkap dengan semacam panggung pertunjukkan.

Biasanya, motor hanya saya tinggal di pinggir jalan. Tapi tadi saya kendarai dan parkir di kebun. Di sana ternyata ada Bapak-bapak sedang mencari rumput.

Saya coba hampiri dan membuka percakapan. Sekedar tanya untuk pakan ternak apa. Obrolan ringan yang berlanjut cukup lama.

Ia kemudian bercerita tentang pekerjaannya sehari-hari sebagai tukang batu. Yang tetap berusaha bekerja dengan sebaik mungkin dan amanah.
Meskipun bisa saja ia hidup lebih dari cukup, namun ia tetap berusaha sederhana.

"Berbuat curang, mungkin bisa mendatangkan harta dengan cepat, tapi bisa juga hilang dengan cepat, jika Allah menghendaki," terangnya dalam bahasa jawa.

Dalam sosok sederhana itu, ada kebiasaan unik. Setiap bulan ia membelanjakan uang untuk membeli kebutuhan pokok beberapa tetangganya yang sudah tidak mampu lagi bekerja.

Menurutnya, ia meyakini perbuatannya itu akan menjadi tabungan amal ketika di akhirat kelak.

Sampai suatu saat takmir masjid di kampungnya bermaksud sama. Menyalurkan bantuan untuk para dhuafa, tapi ia telah terlebih dahulu melakukannya.

"Neng ndunya ora papa ora dihormati menungsa, sik penting neng akhirat dihormati Gusti Allah," begitu ucapnya.

Dalam percakapan yang panjang. Hari semakin petang. Akhirnya saya pun pamit pulang. Kulihat, ia mengangkat rumput ke atas kepalanya. Menuju sepeda motor, seperti Yamaha 75 warna biru tua.

Dan saya pun pulang setelah mendengar kuliah sore Pak Parman!

Sedayu || 6 Maret 2020

Tidak ada komentar untuk "Kuliah Sore Pak Parman"