Kemakmuran yang Mewujud dalam Dua Tahun Lima Bulan


Itu adalah waktu Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Jangka masa yang sama dengan kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shidiq. Imam As-Suyuthi menulis, Umar bin Abdul Aziz dibaiat pada Bulan Shafar tahun 99 Hijriyah. Menggantikan Sulaiman bin Abdul Aziz, sesuai wasiat yang tertulis sebelum Sulaiman wafat.


"Demi Allah, sesungguhnya saya tidak pernah sekalipun memohon perkara ini kepada Allah." Kata yang terucap sebagai cermin kekagetan. Meskipun beberapa orang pernah mengatakan kepada Umar tentang kejadian yang mereka lihat dalam mimpi maupun perkataan dalam riawayat terdahulu. Bahwa Umar akan menjadi seorang pemimpin yang memerintah dengan adil dan membawa kemakmuran bagi rakyatnya.

Seusai dilantik, kendaraan khusus untuk khalifah telah disiapkan berikut para petugas yang mengawalnya. Umar lantas berucap, "Bawalah kendaraan itu ke pasar, juallah dan simpan uangnya ke Baitul Mal. Saya cukup dengan kendaraanku saja."

Umar mengumpulkan keluarganya dari Bani Marwan, dan menjelaskan semasa Rasulullah SAW. terdapat sebidang tanah Fadak yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan Bani Hasyim dan membantu menikahkan perempuan-perempuan di kalangan mereka. Saat Fatimah, putri Rasulullah bermaksud meminta sebagian hasil dari tanah Fadak Rasulullah menolaknya. Demikian pula dilakukan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Maka Umar bin Abdul Aziz mengungkapkan kepada keluarganya, agar tidak mengambil bagian dari hasil tanah itu.

Umar bin Abdul Aziz berusaha membersihkan keluarganya dari mengambil harta yang bukan menjadi hak mereka. Kepada istrinya, Umar bin Abdul Aziz memberikan pilihan: kembalikan perhiasan (mutiara) ke Baitul Mal atau izinkan untuk meninggalkan dirinya untuk selamanya. Fathimah binti Abdul Malik pun memilih menyerahkan perhiasannya ke Baitul Mal.

Lantas apa kunci kesuksesan Umar bin Abdul Aziz yang dalam tempo singkat, sekitar 2,5 tahun mampu membawa kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya?

Tampaknya keadilan dan kesederhanaan menjadi kunci dari keberhasilan itu. Sebagai seorang pemimpin Umar bin Abdul Aziz berusaha untuk berlaku adil kepada siapapun, termasuk kepada keluarganya. Ia kembalikan harta benda yang sebelumnya diperoleh secara zalim. Dengan keadilan itu, membawa kemanfaatan bagi semua.

Malik bin Dinar menceritakan tentang penggembala yang tidak mengenal Umar bin Abdul Aziz namun merasa heran karena domba-domba mereka tidak dimakan Serigala. "Siapa orang saleh yang kini menjadi khalifah? Keadilannya telah mencegah serigala-serigala memakan domba-domba kami."

Kepada rakyat yang mengadukan kerusakan wilayahnya, Umar bin Abdul Aziz memberikan jawaban surat. "Jagalah kota dengan berlaku adil dan bersihkan jalan-jalan dari kezaliman. Karena itulah sebenar-benar perbaikan."

Selain itu, secara khusus, Umar bin Abdul Aziz meminta kepada Salim bin Abdullah untuk menuliskan riwayat hidup Umar bin Khattab dalam masalah sedekah, zakat dan infak. Nampaknya, Umar bin Abdul Aziz ingin mengetahui secara detail pelaksanaan sedekah, zakat dan infak pada masa Khalifah Umar bin Khattab memimpin.

Demikianlah, Umar bin Abdul Aziz yang dalam waktu relatif singkat dapat menghadirkan kemakmuran bagi rakyatnya. Membawa bangsa arab dan wilayah gurun sahara yang tandus dalam kecukupan. Terbaca dari berbagai kisah bagaimana pada masa itu harus mencari orang yang berhak untuk menerima zakat dan sedekah dari Baitul Mal.

"Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia tidak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Barat || 1 November 2019

Referensi :
Imam As-Suyuthi; Tarikh Khulafa’ Sejarah Para Penguasa Islam; Terj. Samson Rahman; Jakarta; Pustaka Al Kautsar; Cet 8 April 2011

Tidak ada komentar untuk "Kemakmuran yang Mewujud dalam Dua Tahun Lima Bulan"