Tetahunan Memeram Dendam Gegara Debat di Sosmed
Ini
kisah nyata, betapa sosial media bisa menjadi ajang perdebatan yang berujung
dendam. Sekitar setahun atau dua tahu lalu, saya berteman dengan seorang yang
patut diduga adalah aktivis Islam. Dari nama akun, dan status-status yang
dibagikan ke publik menunjukkan hal tersebut. Perdebatan dimulai ketika
membahasa salah satu politisi Islam yang seolah dikriminalisasi. Kejadian itu
seperti menjadi amunisi baginya untuk menjatuhkan perjuangan umat Islam melalui
parlemen. Dengan lugas ia kemudian mengatakan demokrasi itu ‘haram’.
Perbedaan itu wajar |
Saya
yang terbiasa diam dengan status orang lain agak tergelitik juga, apalagi
ketika ada orang yang kerjaannya gak jelas, atau ‘hanya’ berjuang di depan
monitor, jadi penulis di media sosial kemudian merendahkan kelompok lain. Perdebatan
sengit pun terjadi, ada yang membela saya, begitupun sebaliknya. Hingga lama-kelamaan
kata-kata kasarnya muncul. Saya tetap tenang dan tidak terpancing. Saya ladeni
hingga mungkin dia merasa terpojok dan kehabisan jawaban. Akhirnya....
Akhirnya
dia membatalkan pertemanan dan memblokir pertemanan. Saya heran juga, kenapa
ada orang semacam ini. Bagi saya kalau ada kawan yang tidak saya sukai
statusnya, paling-paling hanya akan saya hidden, tetap tetap bisa kontak. Setelah
itu ia berusaha mengirim pesan dan meminta kembali pertemanan di facebook, tapi
saya abaikan. Itu dilakukan berulang. Nah, beberapa hari lalu, saya mencoba
membuka aku FB yang lama tak saya buka, ternyata dia masih seperti mememdam
dendam. Mengirimkan pesan dengan kata-kata khasnya yang tak mencerminkan sikap
elegan.
Dari
kejadian ini saya belajar, bermedia sosial tanpa kedewasaan hanya akan
memancing perseteruan. Apalagi perdebatan, sepertinya bukan jalan yang layak
ditempuh lewat media sosial. Sebab sama-sama tak akan ada yang mau mengalah
atau merasa bersalah. Bahkan sesama aktivis dakwah pun bisa terbelah, hanya
gara-gara membela tokoh yang penuh masalah. Waspadalah! [e]
Tidak ada komentar untuk "Tetahunan Memeram Dendam Gegara Debat di Sosmed"
Posting Komentar