Gelas Sakti : Menulis Bersama Tere-Liye


Semuanya terdiam, hening dan sepi. Sebuah gelas diletakkan di tengah-tengah kerumunan. Gelas sakti pikirku. Oh ternyata mereka sedang menulis paragraf tentang gelas.
                               
Itu adalah satu paragraf yang saya tulis dan dibacakan langsung oleh Bang Darwis Tere-Liye, penulis Hafalan Shalat Delisa, yang heboh itu. Kata kuncinya ialah gelas. Seorang penulis yang baik harus bisa membuat tulisan dari sebuah tema dengan sudut pandang berbeda.

Berbeda tidak harus nyleneh, mewah, mahal, dan hiperbolis. Bisa jadi sudut pandang itu justru sederhana. Bang Tere Liye mencontohkan, kata ‘hitam’. Kebanyakan orang akan tergerak otaknya memaknai kata hitam dengan warna, kegelapan dan semacamnya. Terfokus pada kalimat-kalimat seputar itu. Padahal kata itu bisa ditarik ke suatu wilayah yang asing. Dia mencontohkan satu paragraf .

“Andi adalah teman baikku. Kulitnya hitam, hidungnya hitam, tangannya hitam, telinganya hitam, kakinya hitam, semuanya hitam. Tetapi aku yakin sekali, Andi hatinya putih.”


Itulah salah satu materi, Pelatihan Menulis Tingkat Nasional Just Write 2, yang diadakan di Kaliurang Yogyakarta, 5 – 8 Juni 2013. Diikuti lebih dari 30 peserta dari seluruh Indonesia.

1 komentar untuk "Gelas Sakti : Menulis Bersama Tere-Liye"

Posting Komentar