Sisi Jahat MLM

Menulis ini setelah melihat tangis seorang member MLM (Multi Level Marketing). Sebagai sebuah sistem penjualan, boleh jadi MLM tidak menjadi masalah selama dijalankan tanpa ada unsur penipuan dan semacamnya.

Tetapi MLM seringkali memiliki sisi jahat yang disebabkan oleh para pelaku MLM.
Pertama, menjadikan bonus besar dan kekayaan melimpah sebagai pemikat. Sehingga orang membanting tulang dan mengorbankan apapun untuk meraih mimpinya. Sayangnya hanya sebagian kecil yang menikmati sedang yang lainnya hampa.

Kedua, lebih tertari merekrut member ketimbang menjual produk. Sehingga produk seringkali hanya sebagai pemanis, tanpa mereka jual, bahkan menggunakan sendiri pun enggan.

Ketiga, label Halal dan Ustadz menjadi pemikat. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI memberikan label halal berdasarkan sistem yang dipresentasikan kepada mereka. Sedangkan di lapangan, sistem itu seringkali tidak sejalan. begitupun dengan posisi ustadz pemikat, entah mereka tahu atau tidak tentang hal sebenarnya atas usaha yang membawa namanya untuk promosi.

Keempat, pindah-pindah MLM, pada satu titik jenuh, para pelaku MLM akan pindah ke MLM lain yang dirasa masih berpeluang berkembang. Begitu seterusnya, mengajak downlinenya untuk pindah atau meninggalkan member yang lalu begitu saja.

Kelima, Hak Usaha lebih dari satu untuk satu orang, dan bonus pasangan. Kedua hal ini seringkali membuat orang tidak lagi fokus menjual produk.

Seorang member MLM yang sudah membayar lebih dari satu juta menangis ketika saya terangkan sistem yang digunakan. Padahal ia pun sudah mengajak kawannya, yang dengan susah payah membeli produk lebih dari satu juga dan tidak ada hasilnya kecuali barang yang entah kapan akan berguna.

Barat II 2 Oktober 2019

Tidak ada komentar untuk "Sisi Jahat MLM"