Pendidikan Indonesia di Masa Kini Menurut Tukang Stempel
[Catatan] –
Pendidikan di Indonesia memang cukup membingungkan. Itu yang saya tangkap
ketika berbincang dengan tukan stempel yang membuka kios di depan sebuah
Sekolah Dasar di daerah Yogyakarta. Saya terbiasa pesan stempel atau mengisi
tinta stempel di sana sehingga sudah saling kenal. Dulu saya terheran ketika
suatu ketika beliau yang mungkin lahir sekitar tahun 50-an, di kiosnya ada
seperangkat PC. Beliau ternyata mahir menggunakan program Corel Draw, sebuah
program yang saya sendiri masih gagal mempelajari, meski gonta-ganti membaca
buku panduan. Setelah saya tanya, beliau mahir karena belajar secara otodidak. Keren.
sumber: internet |
Hari
ini saya mampir lagi ke sana. Mengisi tinta stempel. Sambil nunggu tinta
meresap, kami mengobrol tentang pendidikan di Indonesia. Awalnya saya
mengutarakan tentang perilaku vandalisme, corat-coret tembok yang dilakukan
orang tak bertanggungjawab. Sebab saya melihat di seberang jalan ada tugu yang
baru saja di cat, ternyata sudah penuh dengan corat-coret warna-warni. Termasuk
saya lihat di rolling door kios.
Bapak
itu pun mengungkapkan keheranannya, bahkan ia merasa perlu sekali waktu
menangkap para pelaku untuk memberi efek jera. Bahkan, jika yang melakukan itu
anaknya sendiri, akan di tempeleng biar kapok. Lalu obrolan mengalir,
menurutnya pendidikan zaman dahulu lebih memberi penekanan yang ketat terhadap
budi pekerti dan akhlak. Katanya, dulu guru biasa nempeleng murid, bukan untuk
menyiksa melainkan agar murid tahu bahwa ia salah dan mau memperbaiki diri. Lah
sekarang, ada murid salah dan dijewer saja orang tuanya tak terima. Mengadu ke
HAM.
Ia melanjutkan,
banyak temannya yang kini jadi orang. Meski ia sendiri tak sempat menamatkan
pendidikan hingga SMA tapi ia punta banyak kesan dan pengalaman. Beda dengan
pendidikan sekarang yang membuat murid manja. Saya pun mengamini, karena bahkan
sekarang murid yang ndugal dan tidak tertib saja tetap bisa lulus asalkan nilai
sekolah dan nilai UN nya memenuhi syarat.
Katanya
lagi, dulu mata pelajaran hanya sedikit, tapi murid benar-benar meresapi. Terutama
pelajaran Bahasa Jawa yang mengajarkan unggah-ungguh. Hingga para murid tahu
bagaimana sopan-santun. Ia juga merasa heran dengan aksi corat-coret, bukankah
itu membuat kotor dan jelas membutuhkan biaya untuk melakukannya? Saya sendiri
berpendapat, rasanya berat bangsa ini untuk bangkit dengan dunia pendidikan
yang sekarang ini masih ada. [et.com]
Tidak ada komentar untuk "Pendidikan Indonesia di Masa Kini Menurut Tukang Stempel"
Posting Komentar