Cara Jualan Unik Seorang Pedagang Roti



[ESP] - Hampir setiap hari, selalu ada yang datang ke kantor untuk menawarkan barang dagangan dan jasa. Mulai dari obat-obtan herbal, makanan, produk kecantikan, alat rumah tangga hingga berbagai jasa, seperti jasa cuci kacamata. Penjualnya, tidak hanya ibu-ibu tetapi kadang juga bapak-bapak, bahkan seorang lelaki yang berusia muda. Memang kadang cukup mengganggu. Tetapi saya sendiri menghormatinya sebagai sebuah usaha untuk menjemput rizki. Salut.

Dari sekian banyak penjual yang menawarkan, saya tertarik dengan seorang penjual roti. Tepatnya roti pisang. Seorang bapak yang sudah berusia sepuh (tua). Saya menaksir usianya sudah lebih dari 60 tahun. Berjalannya agak membungkuk. Setelah beberapa kali berwawancara, saya jadi tahu bahwa roti yang beliau jual adalah hasil produksi sendiri. Maka dari merekalah sebetulnya saya harus belajar tentang kemandirian dan kerja keras.

Cara Unik Berjualan

Bapak satu ini memiliki cara unik dalam berjualan. Beliau permisi masuk ke ruangan kantor, kemudian meletakkan keranjang rotinya di atas meja. Kadang tanpa menawarkan, bahkan. Jika di antara teman-teman tidak ada yang membeli maka kami cukup bilang, ‘mohon maaf pak, tidak’. Beliau sudah paham dan minta pamit.

Sekali dua kali, saya perhatikan, dan beberapa teman membeli dagangan beliau. Sampai untuk bulan ke sekian, beliau biasa datang satu bulan sekali atau dua kali. Tidak ada yang membeli lagi. Biasanya jika sudah begitu, secara bergantian saya dan seorang teman akan membeli roti itu untuk dibagikan kepada teman sekantor. Jika teman saya tidak membeli maka saya yang membeli. Dan sebaliknya. Sebuah kesepakatan tak tertulis.

Terkadang, jika tinggal sedikit, saya membeli semuanya. Saya merasa lega melihat bapak tua itu tersenyum sambil mengucap terima kasih. Ya, semoga tumbuh kepedulian kita kepada para pedagang kecil. Merekalah yang ikut menggerakkan ekonomi di negeri ini. Mari berbagi dengan membeli.


Tidak ada komentar untuk "Cara Jualan Unik Seorang Pedagang Roti"